Rabu, 06 November 2013

Dua Perusahaan Besar Pengguna CBIS




TENTANG WIKA
Wika dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan belanda bernama naamloze vennotschap technische handel maatschappij en bouwbedijf vis en co. Atau nv vis en co. Berdasarkan peraturan pemerintah no. 2 tahun 1960 dan surat keputusan menteri pekerjaan umum dan tenaga listrik (putl) no. 5 tanggal 11 maret 1960, dengan nama perusahaan negara bangunan widjaja karja. Kegiatan usaha wika pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, wika turut berperan serta dalam proyek pembangunan gelanggang olah raga bung karno dalam rangka penyelenggaraan games of the new emerging forces (ganefo) dan asian games ke-4 di jakarta.


Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan kerap kali dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi bagian dari pengabdian WIKA bagi perkembangan bangsa melalui jasa-jasa konstruksi yang tersebar di berbagai penjuru negeri.

Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.

Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dan bersinergi.

Keterampilan para personel WIKA dalam industri konstruksi telah mendorong Perseroan untuk memperdalam berbagai bidang yang digelutinya dengan mengembangkan beberapa anak perusahaan guna dapat berdiri sendiri sebagai usaha yang spesialis dalam menciptakan produknya masing-masing. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton, mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk Beton WIKA saat itu.

Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya adalah pengadaan bantalan jalan rel kereta api untuk pembangunan jalur double-track Manggarai, Jakarta, dan pembangunan PLTGU Grati serta Jembatan Cable Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya Beton kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya Realty pada tahun 2000 sebagai pengembangan Divisi Realty. Pada tahun yang sama didirikan pula PT Wijaya Karya Intrade sebagai pengembangan Divisi Industri dan Perdagangan.

Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan WIKA melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO tersebut, WIKA melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA).

Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak perusahaan yang berdiri di atas kaki sendiri terus dilakukan. Pada tahun 2008 WIKA mendirikan anak perusahaan PT Wijaya Karya Gedung yang memiliki spesialisasi dalam bidang usaha pembangunan high rise building. WIKA juga mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi yang bergerak di bidang mechanical-electrical. Kemudian nama PT Catur Insan Pertiwi dirubah menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi. Pada tahun 2009, bersama dengan PT Jasa Sarana dan RMI, mendirikan PT Wijaya Karya Jabar Power yang bergerak dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).

Di pertengahan tahun 2009, WIKA bersama perusahaan lain berhasil menyelesaikan Jembatan Suramadu, sebuah proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura. Kini proyek tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Memasuki tahun 2010, WIKA berhadapan dengan lingkungan usaha yang berubah dengan tantangan lebih besar. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi baru, yaitu VISI 2020 untuk menjadi       salah satu perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi terbaik di Asia Tenggara. Visi ini diyakini dapat memberi arah ke segenap jajaran WIKA untuk mencapai pertumbuhan yang lebih optimal, sehat dan berkelanjutan.

Per 31 Desember 2012 Pemerintah Republik Indonesia memegang 65%, sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Employee Stock Allocation (ESA), Employee Stock Option Program (ESOP) dan Management Stock Ownership Program (MSOP).



TENTANG ADHI  KARYA
ADHI berawal dari perusahaan milik Belanda bernama Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.), yang dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada tanggal 11 Maret 1960. sionalisasi ini bertujuan untuk memacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Terhitung sejak tanggal 1 Juni 1974, ADHI menjadi Perseroan Terbatas, berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. ADHI merupakan Perseroan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (d.h. Bursa Efek Jakarta) sejak 18 Maret 2004, dimana pada akhir tahun 2003 negara Republik Indonesia telah melepas 49% kepemilikan sahamnya kepada masyarakat melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).


Dengan munculnya tekanan pada jasa konstruksi akibat intensitas persaingan dan perang harga, maka pada tahun 2006, Perseroan melalui kajian yang mendalam memutuskan melakukan redefinisi visi dan misi: Menjadi salah satu Perseroan terpilih (company of choice) dalam lini jasa konstruksi, rekayasa, dan investasi infrastruktur. Visi ini menciptakan tagline “Beyond Construction” yang menggambarkan motivasi Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait dengan core business Perseroan di bidang konstruksi yakni bisnis EPC, dan Investasi. Seiring dengan perkembangan tersebut, daya saing Perseroan terus diperkuat baik dari sisi keuangan, operasional hingga pada aspek sumber daya manusia ADHI melalui pembentukan budaya Perseroan yang kuat.   

Perkembangan ADHI dan industri konstruksi di Indonesia, ditambah dengan status Perseroan sebagai Perseroan terbuka mendorong ADHI untuk terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan, khususnya kepada para Pemegang Saham. Pertumbuhan yang bernilai dan berkesinambungan dalam Perseroan menjadi salah satu aspek penting yang terus dipelihara ADHI untuk memberikan yang terbaik kepada para Pemegang Saham. Ketiga faktor tersebut menjadi pertimbangan utama ADHI untuk meninjau kembali seluruh strategi Perseroan dan merumuskan kembali visi dan misi yang akan diraih pada tahun-tahun mendatang.

Daya saing dan pengalaman ADHI menjadi salah satu alasan kuat Perseroan untuk menetapkan visi untuk menjadi salah satu Perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara. Dengan berbekal pengalaman panjang dan sumber daya yang terbaik, ADHI yakin dapat memperluas pasar dan membawa nuansa Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Perubahan visi dan misi Perseroan diputuskan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris pada tanggal 19 Desember 2011. Untuk mencapai visi tersebut, Perseroan memfokuskan misinya dengan membangun prinsip-prinsip usaha yang profesional dan keuangan yang sehat dalam setiap lini bisnis. Prinsip-prinsip tersebut diyakini menjadi modal kuat bagi ADHI untuk bersaing di kawasan yang lebih besar dan lebih kompetitif. Perumusan kembali ini bertujuan untuk membentuk bisnis ADHI yang lebih terintegrasi dan lebih fokus pada semua lini bisnisnya termasuk anak-anak perusahaan, yang kemudian dinamakan ADHI Incorporated.
Integrasi bisnis yang dilakukan untuk menuju ADHI Incorporated juga mencakup pembagian lini bisnis menjadi lima lini pada pertengahan tahun 2011 yaitu:

a. Konstruksi  
Melaksanakan pembangunan baik pekerjaan sipil maupun gedung bertingkat (highrise building) termasuk fasilitas umum seperti bandar udara, pelabuhan dan dermaga, jalan dan jembatan, bendungan dan saluran irigasi, dll.       

b. EPC (Engineering, Procurement, Construction)
ADHI telah memiliki posisi terdepan sebagai salah satu pemain penting dalam industri pembangunan pembangkit tenaga listrik. Berdasarkan pengalaman dan keunggulan tersebut, saat ini ADHI memperluas bisnis ke sektor minyak dan gas yang sekaligus menjadikan ADHI sebagai salah satu pelopor BUMN Karya dalam bisnis EPC di Indonesia.

c. Investasi Infrastruktur        
Terdiri dari proyek-proyek investasi infrastruktur dalam hal ini pembangkit tenaga listrik dan jalan tol.     

d. Property     
Mengembangkan kawasan gedung bertingkat (high rise building) untuk komersial, perkantoran maupun hunian (apartment), dan hotel.

e. Real Estate 
Mengembangkan kawasan hunian yang berkualitas mewah, landed house, dan rumah toko (ruko) maksimal empat lantai baik itu dalam pengembangan lahan maupun dalam pengembangan desain pemukiman.

Sebagai perluasan bisnis yang masih sangat berkaitan dengan bisnis utama Perseroan, EPC adalah perpanjangan bisnis jasa konstruksi yang dipilih ADHI. Reputasi ADHI di bidang jasa konstruksi merupakan modal positif untuk memenangkan proyek-proyek EPC yang ditenderkan swasta maupun Pemerintah. Untuk saat ini ADHI fokus melayani EPC untuk pembangunan Pembangkit Listrik dan Minyak dan Gas dengan wilayah operasi yang dibatasi hanya di wilayah Indonesia. Kebijakan ini ditetapkan mengingat bisnis EPC merupakan bisnis baru sehingga membutuhkan adaptasi baik dari segi SDM, sistem, dan infrastruktur agar tidak mengecewakan pelanggan yang telah memercayakan pengerjaan proyeknya kepada ADHI. Sedangkan perluasan bisnis yang dipilih oleh ADHI adalah Investasi. Bisnis ini mempunyai nilai kreasi yang tinggi bagi Perseroan, khususnya berkaitan dengan cara berpikir jangka panjang dan syarat kompetensi yang berbeda dengan yang telah dimiliki Perseroan Dengan memasuki bidang investasi, diharapkan ADHI dapat menciptakan bisnis EPC dan konstruksi sendiri sehingga meningkatkan pendapatan baik sebagai pelaksana jasa konstruksi maupun operator pelaksana yang sekaligus sebagai Pemegang Saham. Bisnis investasi yang akan dimasuki Perseroan dibatasi pada bidang investasi yang dekat dengan bidang konstruksi saja, misalnya Independent Power Producer (IPP), jalan tol, property, dan real estate. Untuk mendukung kinerjanya, ADHI telah memiliki Anak Perusahaan yaitu PT Adhi Realty yang bergerak di bidang realty property, Adhi Multipower Pte. Ltd. yang bergerak di bidang perdagangan, dan PT Adhicon Persada yang bergerak di bidang spesialis pekerjaan pemeliharaan yang mendukung proyek-proyek ADHI. Ke depan, untuk mendukung tercapainya visi dan misi ADHI dengan lima lini bisnisnya, direncanakan PT Adhi Realty akan diubah manya menjadi PT Adhi Persada Properti yang dikhususkan untuk bidang usaha property dan PT Adhicon Persada diubah ma menjadi PT Adhi Persada Realti yang dikhususkan untuk bidang usaha real estate.
Dalam kegiatan operasionalnya, ADHI didukung oleh delapan divisi operasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri disamping Anak-anak Perusahaannya.

Sumber : http://www.adhi.co.id/adhi2012/front/index.php


Untuk CBIS yang digunakan ialah SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem untuk menyediakan informasi bertujuan untuk mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen dalam suatu organisasi.

Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen
-          Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat  manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.
-          Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
-          Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi
-          Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai.

Faktor yang membuat Sistem Informasi Manajemen menjadi semakin diperlukan, antara lain
-          manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.

SIM memiliki bagian-bagian yang melaksanakan tugas-tugas tertentu. Bagian-bagian itu ialah:
1. pengumpulan data
2. penyimpan data
3. pemroses data
4. pemrogram data